PARIGI – Kunjungan Ngarso
Ndalem Kanjeng Sinuwun Sri Sultan Hamengku Buwono X yang kini menjabat Gubernur
Daerah Istimewa Yogjakarta beserta Gusti Kanjeng Ratu Hemas di Parigi pada
Minggu (12/2) terbilang sangat romantic, karena didampingi oleh Wakil Gubernur
Sulteng Sudarto SH MHum dan Ketua Tim Penggerak PKK Propinsi Ny Zalzulmida A
Djanggola, serta Bupati Parimo H Samsurizal Tombolotutu bersama Ibu Prihatini S
Tombolotutu.
Pertemuan yang berlangsung
di ruang Auditorium Kantor Bupati dihadiri oleh sesepuh warga Jawa dan Bali
serta Suku Kaili dan Bugis yang terlihat mendominasi ruang Auditorium guna
mendengarkan paparan Sri Sultan HB X soal pendekatan harmoni menuju sebuah
kearifan social dengan sikap saling menghargai perbedaan namun satu tujuan
adalah sikap orang timur yang harus dipertahankan.
Dalam paparannya, Sri
Sultan menyatakan, awalnya Bangsa ini sadar, dari yang berbeda-beda menyatakan
ini satu. Berarti sikap menghargai perbedaan itu jika dilihat dari keyakinan
agamanya maupun etnik asal usul dari mana dia berada tetap penampakan sifat
kearifan local yang selalu menjadi tanda sebagai kemandirian orang timur,
katanya.
Hanya masalahnya tutur
Sultan, karena kita adalah orang timur yang memahami pada aspek kearifan local
seperti perkataan berikut “dimana bumi dipijak…langit dijunjung maka disitu
harus bisa menyesuaikan diri untuk merebut mahkota dengan menghargai
perbedaan”. Dan hanya dengan cara seperti itulah mungkin saja rasa aman akan
didapatkan melalui bertetangga dimana tempat berdomisili, ujarnya dihadapan
ratusan tamu yang hadir di Auditorium kemarin.
Khusus kepada Gubernur dan
Bupati, Sultan berharap untuk bagaimana bisa saling mengayomi antar sesama
dengan saling menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan sehingga
kesejahteraan masyarakat yang diharapkan bisa tercapai melalui prilaku yang
bermanfaat tanpa ada rasa perbedaan sehingga dalam menggapai sebuah penghargaan
yang paling bijaksana akan mudah terayomi.
“Merasa nyaman dan aman
apabila sikap dan prilaku tetap dijunjung tinggi oleh sesame. Dan apa artinya
bila seorang Bupati, seorang Kapolres ataupun seorang Dandim yang bertugas di
Parigi apabila masyarakatnya tidak lagi memegang kepribadian yang berakibat
pada keburukan budaya local kita” tuturnya.
Gubernur Jogyakarta ini
mengajak kepada semua elemen masyarakat di Parigi Moutong untuk tetap berpegang
teguh pada kearifan local dalam rangka mendidik anak-anak sebagai masa depan
bangsa agar prilaku baik akan mudah ditemui. Namun pula untuk mengayominya,
tidak serta merta harus permintaan anak-anak itu disahuti. Yang benar
berikanlah ajakan yang bermanfaat, sehingga sikap orang timur selalu bercermin
pada kearifan sosial, (din)
0 comments:
Post a Comment