Sunday, February 12, 2012

Sri Sultan HB X : Menghargai Perbedaan Adalah Sikap Orang Timur

PARIGI – Kunjungan Ngarso Ndalem Kanjeng Sinuwun Sri Sultan Hamengku Buwono X yang kini menjabat Gubernur Daerah Istimewa Yogjakarta beserta Gusti Kanjeng Ratu Hemas di Parigi pada Minggu (12/2) terbilang sangat romantic, karena didampingi oleh Wakil Gubernur Sulteng Sudarto SH MHum dan Ketua Tim Penggerak PKK Propinsi Ny Zalzulmida A Djanggola, serta Bupati Parimo H Samsurizal Tombolotutu bersama Ibu Prihatini S Tombolotutu.
Pertemuan yang berlangsung di ruang Auditorium Kantor Bupati dihadiri oleh sesepuh warga Jawa dan Bali serta Suku Kaili dan Bugis yang terlihat mendominasi ruang Auditorium guna mendengarkan paparan Sri Sultan HB X soal pendekatan harmoni menuju sebuah kearifan social dengan sikap saling menghargai perbedaan namun satu tujuan adalah sikap orang timur yang harus dipertahankan.
Dalam paparannya, Sri Sultan menyatakan, awalnya Bangsa ini sadar, dari yang berbeda-beda menyatakan ini satu. Berarti sikap menghargai perbedaan itu jika dilihat dari keyakinan agamanya maupun etnik asal usul dari mana dia berada tetap penampakan sifat kearifan local yang selalu menjadi tanda sebagai kemandirian orang timur, katanya.
Hanya masalahnya tutur Sultan, karena kita adalah orang timur yang memahami pada aspek kearifan local seperti perkataan berikut “dimana bumi dipijak…langit dijunjung maka disitu harus bisa menyesuaikan diri untuk merebut mahkota dengan menghargai perbedaan”. Dan hanya dengan cara seperti itulah mungkin saja rasa aman akan didapatkan melalui bertetangga dimana tempat berdomisili, ujarnya dihadapan ratusan tamu yang hadir di Auditorium kemarin.
Khusus kepada Gubernur dan Bupati, Sultan berharap untuk bagaimana bisa saling mengayomi antar sesama dengan saling menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan sehingga kesejahteraan masyarakat yang diharapkan bisa tercapai melalui prilaku yang bermanfaat tanpa ada rasa perbedaan sehingga dalam menggapai sebuah penghargaan yang paling bijaksana akan mudah terayomi.
“Merasa nyaman dan aman apabila sikap dan prilaku tetap dijunjung tinggi oleh sesame. Dan apa artinya bila seorang Bupati, seorang Kapolres ataupun seorang Dandim yang bertugas di Parigi apabila masyarakatnya tidak lagi memegang kepribadian yang berakibat pada keburukan budaya local kita” tuturnya.
Gubernur Jogyakarta ini mengajak kepada semua elemen masyarakat di Parigi Moutong untuk tetap berpegang teguh pada kearifan local dalam rangka mendidik anak-anak sebagai masa depan bangsa agar prilaku baik akan mudah ditemui. Namun pula untuk mengayominya, tidak serta merta harus permintaan anak-anak itu disahuti. Yang benar berikanlah ajakan yang bermanfaat, sehingga sikap orang timur selalu bercermin pada kearifan sosial,  (din)  




0 comments:

Post a Comment